SEJARAH SINGKAT PERISAI DIRI
Perisai
Diri adalah salah satu organisasi olahraga beladiri yang menjadi
anggota IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia), induk organisasi resmi
pencak silat di Indonesia di bawah KONI. Perisai Diri menjadi salah satu
dari sepuluh perguruan silat yang mendapat predikat Perguruan Historis karena mempunyai peran besar dalam sejarah terbentuk dan berkembangnya IPSI.
Perisai
Diri didirikan secara resmi pada tanggal 2 Juli 1955 di Surabaya, Jawa
Timur. Pendirinya adalah almarhum RM Soebandiman Dirdjoatmodjo, putra
bangsawan Keraton Paku Alam. Sebelum mendirikan Perisai Diri secara
resmi, beliau melatih silat di lingkungan Perguruan Taman Siswa atas
permintaan pamannya, Ki Hajar Dewantoro.
Sebagai perguruan pencak
silat, Perisai Diri memiliki empat aspek yang menjadi satu kesatuan,
yaitu olahraga, seni, beladiri dan mental spiritual :
Silat Perisai Diri sebagai Olahraga Pembinaan Jasmani
Pencak
silat merupakan olahraga yang menggerakkan anggota tubuh terlengkap
dibanding dengan olahraga lain. Khususnya silat Perisai Diri, teknik
silatnya sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan anatomi tubuh manusia
tanpa ada unsur memperkosa
gerak. Pesilat berolahraga dengan senam teknik silat yang mengandung
unsur 156 aliran silat dari berbagai daerah di Indonesia ditambah dengan
aliran Shaolin (Siauw Liem) dari negeri Tiongkok.
Bagi anak-anak
dan remaja yang dalam masa pertumbuhan fisik, tentunya diperlukan
aktivitas olahraga untuk membantu perkembangan tubuh mereka. Sedangkan
bagi orang dewasa diperlukan aktivitas olahraga untuk menjaga kesehatan
dan kebugaran. Olahraga silat Perisai Diri akan sangat membantu
sirkulasi darah dan oksigen, baik untuk otak maupun untuk paru-paru.
Silat Perisai Diri sebagai Seni Budaya
Pencak
silat merupakan warisan luhur budaya bangsa Indonesia yang perlu
dilestarikan dan saat ini telah menembus dunia internasional. Terutama
bagi pemuda sebagai generasi penerus bangsa, perlu menjadi motor dalam
melestarikan budaya bangsa yang apabila tidak dipertahankan akan
terkikis oleh masuknya budaya asing yang belum tentu sesuai dengan
kepribadian bangsa Indonesia. Kekhawatiran guru dan orang tua adalah
terjerumusnya pelajar dalam budaya negatif yang menjurus kepada
obat-obatan terlarang dan pergaulan bebas. Dengan ditanamkannya rasa
bangga terhadap budaya bangsa Indonesia dalam jiwa pemuda diharapkan
dapat menjadi benteng dan filter dari godaan budaya asing yang berdampak
negatif.
Kelatnas Indonesia Perisai Diri yang didirikan sejak
tanggal 2 Juli 1955 di Surabaya ini merupakan perguruan silat yang tidak
hanya berkembang di berbagai daerah di Nusantara tetapi telah membawa
budaya bangsa Indonesia ke manca negara, diantaranya yaitu Amerika
Serikat, Inggris, Australia, Belanda, Jerman, Austria, Swiss, Singapura,
Timor Leste, bahkan di Jepang. Teknik silat Perisai Diri tetap
menggunakan bahasa aslinya walaupun diajarkan di negara lain. Para
pesilat Perisai Diri dari berbagai negara berkumpul dalam ajang
Kejuaraan Internasional yang rutin diselenggarakan tiap dua tahun
sekali. Selain sebagai event
olahraga, kejuaraan ini diharapkan juga dapat mendorong sektor
pariwisata dan kebudayaan di negeri kita. Selain itu untuk ujian
kenaikan tingkat level Asisten Pelatih ke atas bagi anggota Perisai Diri
negara lain harus datang ke Indonesia.
Silat Perisai Diri sebagai Ilmu Beladiri
Pencak
silat merupakan suatu pelatihan teknik beladiri. Generasi muda sebagai
ujung tombak bangsa di masa depan perlu dibekali keterampilan dan mental
sebagai pejuang pembela tanah air demi persatuan dan kesatuan bangsa
serta negara kesatuan Republik Indonesia. Selain itu teknik silat
Perisai Diri juga mudah diadaptasikan dengan berbagai keperluan,
diantaranya yaitu untuk beladiri militer dan petugas keamanan.
Dalam
Perisai Diri diajarkan teknik beladiri yang efektif dan efisien yang
bersifat cepat, tepat dan keras. Metode praktis dalam Perisai Diri
adalah latihan Serang Hindar, yang mana metode ini tidak terdapat dalam
perguruan beladiri lain. Pada latihan ini akan diajarkan cara menyerang
dan menghindar yang paling efisien, cepat, tepat, tangkas, deras dan
bijaksana. Sekalipun berhadapan langsung dengan lawan, kemungkinan
cedera amat kecil karena setiap siswa dibekali prinsip-prinsip dasar
dalam melakukan serangan dan hindaran. Resiko kecil pada metode Serang
Hindar inilah yang melahirkan motto “Pandai Silat Tanpa Cedera”. Dengan
motto inilah Perisai Diri menyusun program pendidikan dengan
memperhatikan faktor psikologis dan kurikulumnya.Perisai Diri dengan
ciri teknik yang melompat-lompat dengan hindar serang berbeda dengan
pencak Jawa,Madura, Bugis ,Sunda, Bawean dan Bali atau silat
Minangkabau, silat Semenanjung dan silat Mindanao.
Selain
beladiri tangan kosong, di Perisai Diri juga diajarkan teknik senjata
dengan senjata wajib pisau, pedang dan toya. Dengan penguasaan ketiga
senjata wajib tersebut, pisau mewakili senjata pendek, pedang mewakili
senjata sedang dan toya mewakili senjata panjang, pesilat Perisai Diri
dilatih untuk mampu mendayagunakan berbagai peralatan yang ada di
sekitarnya untuk digunakan sebagai senjata. Teknik tersebut dapat
dikembangkan untuk senjata tambahan, diantaranya yaitu golok, celurit,
trisula, tombak, abir, pedang samurai, ruyung, rotikalong, teken,
senapan, bayonet, pentungan, payung, kipas, dsb.
Silat Perisai Diri sebagai Olahraga Prestasi
Pada
umumnya sekolahan, perguruan tinggi, instansi pemerintah ataupun
perusahaan swasta mempunyai kegiatan olahraga, terutama yang dapat
berpartisipasi dalam event-event pertandingan atau diistilahkan dengan olahraga prestasi.
Bagi
anak-anak dan remaja pada umumnya mereka mulai mencari kegiatan yang
dapat merangsang perkembangan agresifitas mereka. Mereka juga akan
berusaha untuk meraih suatu prestasi dalam hal olahraga. Bagi mereka,
untuk bisa melakukan sesuatu yang lebih baik dari yang lain adalah
sesuatu yang bisa dibanggakan, sehingga dapat menambah rasa percaya diri
mereka dalam bersosialisasi di sekolah maupun di lingkungannya. Melalui
olahraga pencak silat diharapkan kita dapat mengasah keterampilan dan
mengukir prestasi melalui even-even pertandingan, baik berskala
regional, nasional maupun internasional. Selain untuk diri pribadi,
prestasi dapat mengangkat nama institusi dan daerah.
Perisai Diri
dapat menjadi jembatan yang menghantarkan pesilat yang berpotensi untuk
menjadi atlet. Perisai Diri mempunyai kejuaraan intern, yaitu Kejurcab,
Kejurda, Kejurwil, Kejurnas antar Daerah, Kejurnas antar Instansi,
Kejurnas antar Perguruan Tinggi, hingga Kejuaraan Internasional yang
diikuti oleh berbagai negara yang memiliki Komisariat Perisai Diri.
Perisai
Diri juga anggota dari induk organisasi pencak silat di Indonesia,
yaitu IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia). Bahkan Perisai Diri
merupakan salah satu anggota 10 Perguruan Historis, yaitu sepuluh
perguruan pencak silat yang berkontribusi besar terhadap berdirinya dan
berkembangnya IPSI pertama kalinya. Maka dari itu Perisai Diri juga
turut aktif menerjunkan atletnya dalam even kejuaraan yang diikuti oleh
berbagai perguruan pencak silat, dimulai dari Porda Tk.II (POR Kota
Batam), Porda Tk.I (Porprov Kepulauan Riau), Porwil, PON, SEA Games dan
Kejuaraan Dunia. Untuk kalangan pelajar ada even Popda dan Popnas, untuk
mahasiswa ada even Pomda dan Pomnas. Para atlet silat Perisai Diri dari
berbagai daerah telah banyak menyabet medali dari gelanggang tersebut.
Silat Perisai Diri sebagai Pembinaan Mental
Selain
pembinaan jasmani, pencak silat juga memperhatikan pembinaan mental
spiritual dengan harapan agar pesilat yang telah memiliki kemampuan
lebih dalam ilmu bertarung, terutama bagi pemuda sebagai generasi
andalan bangsa, mempunyai budi pekerti yang luhur.
Diharapkan
dengan menanamkan jiwa ksatria dan sportif akan berdampak positif
khususnya bagi remaja dan pelajar, diantaranya menghindarkan diri dari
tawuran antar pelajar serta kenakalan remaja lainnya termasuk terlibat
dalam obat-obatan terlarang dan pergaulan bebas. Melatih disiplin dan
etika hormat kepada orang tua dan guru juga tidak kalah pentingnya.
Pembinaan
mental spiritual dalam Perisai Diri disebut kerohanian. Keseimbangan
antara pengetahuan silat dan kerokhanian akan menjadikan pesilat Perisai
Diri waspada dan mawas diri, tidak sombong, bermental baja dan berbudi
luhur, mempunyai kepercayaan diri yang kuat, berperangai lemah lembut,
serta bijaksana dalam berpikir dan bertindak.
Teknik Asli
Teknik silat Perisai Diri mengandung unsur 156 aliran silat dari berbagai daerah di Indonesia yang dipilah dan dikelompokkan sesuai dengan karakter dari masing-masing aliran. Teknik Asli dalam silat Perisai Diri juga digali dari aliran Siauw Liem Sie (Shaolinshi) yang dengan kreativitas Pak Dirdjo gerakan maupun implementasinya sudah dijiwai oleh karakter pencak silat Indonesia. Hal ini yang menjadikan ilmu silat Perisai Diri mempunyai sifat unik, tidak ada kemiripan dengan silat yang lain. Disebut Asli karena mempunyai frame tersendiri, bukan merupakan kombinasi dari beberapa aliran silat.
Teknik Asli dalam silat Perisai Diri di antaranya yaitu :
Burung Meliwis
Burung Kuntul
Burung Garuda
Harimau
Naga
Satria
Pendeta
Putri